Injil hari ini berisi tentang kecaman Yesus bagi
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Sebuah kecaman yang tentunya
beralasan. Kecaman ini berkaitan dengan pola laku dua kelompok orang ini.
Kecaman yang pertama tentang sikap dua kelompok ini yang tidak sanggup
menjalankan peran mereka sebagai penunjuk arah atau jalan menuju Allah. Peran
sebagai penunjuk jalan justru diganti dengan penghalang jalan. Lebih parah lagi
bahwa justru mereka semakin membuat orang menjauh dari Allah sendiri. Kecaman
yang berikutnya karena dua kelompok orang ini justru mengajak orang untuk
menomorduakan Allah. Pada titik ini, dua kelompok orang ini gagal total di
dalam menjalankan peran mereka sebagai penunjuk arah menuju Allah. Kecaman
Yesus ini kiranya menjadi refleksi untuk kita sekalian, apakah kita telah
sanggup untuk menjalankan panggilan hidup kita masing-masing? Lebih dari itu
apakah kita telah sanggup untuk mengantar sesama kita pada Allah yang menjadi
tujuan akhir hidup kita? Yang perlu diingat adalah bahwa hendaknya kita sanggup
untuk menyelaraskan antara apa yang kita imani dengan apa yang kita lakukan.
Banyak kali orang menjadi gagal menjalankan perannya karena silau oleh
kedudukan dan lupa untuk menjalankan peran dalam panggilan hidupnya. Seorang
pemimpin gagal karena ia lebih sibuk memikirkan kepentingannya. Seorang kepala
keluarga gagal karena ia lebih asyik dengan pekerjaannya, seorang pelajar gagal
karena ia lupa pada tugas pokoknya. Melalui bacaan suci pada hari ini, kita
diajak untuk senantiasa menyadari dan menjalankan tugas dan peran kita
masing-masing. Ibarat sebuah mesin hanya akan berfungsi dengan baik bila setiap
komponennya dapat dijalankan dengan baik. Demikian pun kita. Mari kita hadirkan
wajah Allah dalam tugas dan peran hidup kita masing-masing. Salam Visio
Beatifica!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar