Minggu, 25 Agustus 2013

Renungan Matius 23:13-22, Senin 26 Agustus 2013

Injil hari ini berisi tentang kecaman Yesus bagi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Sebuah kecaman yang tentunya beralasan. Kecaman ini berkaitan dengan pola laku dua kelompok orang ini. Kecaman yang pertama tentang sikap dua kelompok ini yang tidak sanggup menjalankan peran mereka sebagai penunjuk arah atau jalan menuju Allah. Peran sebagai penunjuk jalan justru diganti dengan penghalang jalan. Lebih parah lagi bahwa justru mereka semakin membuat orang menjauh dari Allah sendiri. Kecaman yang berikutnya karena dua kelompok orang ini justru mengajak orang untuk menomorduakan Allah. Pada titik ini, dua kelompok orang ini gagal total di dalam menjalankan peran mereka sebagai penunjuk arah menuju Allah. Kecaman Yesus ini kiranya menjadi refleksi untuk kita sekalian, apakah kita telah sanggup untuk menjalankan panggilan hidup kita masing-masing? Lebih dari itu apakah kita telah sanggup untuk mengantar sesama kita pada Allah yang menjadi tujuan akhir hidup kita? Yang perlu diingat adalah bahwa hendaknya kita sanggup untuk menyelaraskan antara apa yang kita imani dengan apa yang kita lakukan. Banyak kali orang menjadi gagal menjalankan perannya karena silau oleh kedudukan dan lupa untuk menjalankan peran dalam panggilan hidupnya. Seorang pemimpin gagal karena ia lebih sibuk memikirkan kepentingannya. Seorang kepala keluarga gagal karena ia lebih asyik dengan pekerjaannya, seorang pelajar gagal karena ia lupa pada tugas pokoknya. Melalui bacaan suci pada hari ini, kita diajak untuk senantiasa menyadari dan menjalankan tugas dan peran kita masing-masing. Ibarat sebuah mesin hanya akan berfungsi dengan baik bila setiap komponennya dapat dijalankan dengan baik. Demikian pun kita. Mari kita hadirkan wajah Allah dalam tugas dan peran hidup kita masing-masing. Salam Visio Beatifica!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar