Bacaan Injil:
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti
kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian
jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di
sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu
bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh
nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu!
Renungan :
Dalam bacaan Injil yang kita renungkan bersama pada
hari ini menampilkan kecaman Yesus yang terus menyoroti kemunafikan orang
farisi dan ahli-ahli taurat. Di mana kedua kelompok orang ini digambarkan
sebagai kuburan yang bersih dari luarnya tapi bagian dalamnya penuh dengan
tulang belulang. Hal ini tidak pernah disadari oleh kedua kelompok ini sehingga
mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar atau tepat. Ketidaksadaran
kedua kelompok orang ini akan apa yang mereka perbuat tentunya menjadi bumerang
untuk diri mereka sendiri. Bila kita kaitkan dengan sebuah teori yang ada dalam
ilmu Psikologi yang mengatakan bahwa dalam diri setiap manusia ada 4 ruang yaitu
ruang pertama menggambarkan apa yang tidak kita ketahui, orang lain tahu, ruang
kedua yang menggambarkan apa yang kita ketahui orang lain tidak ketahui, ruang
yang ketiga menggambarkan kita tahu tentang diri kita dan orang lain pun tahu,
dan ruang yang terakhir adalah kita tidak tahu tentang diri kita dan orang lain
pun tidak tahu. Berangkat dari teori ini satu hal yang perlu digaribawahi
adalah perlu ada kemampuan untuk berefleksi atau melihat diri sehingga tepatlah
apa yang dikatakan oleh Plato bahwa hidup yang tidak direfleksikan adalah hidup
yang tidak pantas untuk dijalani. Kembali ke bacaan injil, kedua kelompok orang
ini hanya menampilkan aspek luar dan lupa untuk kembali melihat ke dalam diri. Hal
mana yang menjadi kecaman Yesus. Belajar dari hal ini hendaknya kita senantiasa
mempertajam mata hati kita untuk sanggup melihat apa yang ada di dalam diri
kita masing-masing. Santo Agustinus yang pestanya kita rayakan pada hari ini
telah menunjukkan refleksinya yang matang akan dirinya dan kehidupannya. Ia kemudian
menyadari siapa dirinya di hadapan Tuhan. Hal ini terungkap dalam doanya, “ya
Allah Engkaulah keabadian sedang aku hancur dalam kepingan waktu. Dalam perjalanan
waktu diriku terpecah, anganku terbagi sebelum akhirnya menemukan keabadian
dalam Engkau. Mari kita senantiasa berefleksi agar kita senantiasa menemukan
siapa diri kita di hadapan Allah dan terlebih agar kita mampu menemukan Wajah
Tuhan yang tersamar dalam setiap alur hidup kita. Salam visio beatifica!
Casinos in Malta - Filmfile Europe
BalasHapusFind 도레미시디 출장샵 the best Casinos nba매니아 in Malta including bonuses, games, games and the history of games. We goyangfc cover all the main reasons to visit Casinos poormansguidetocasinogambling.com in